BUKAN CINTA MANUSIA BIASA (Part I)



“Ku tetap mencintaimu, masih. Meski kamu tidak cinta aku. Ku tetap merindukan kamu.”
Pernahkah kamu mencintai seseorang yang tidak mencintaimu?
Pernahkah kamu merindukan seseorang setiap harinya meski sekalipun dia tidak merindukanmu?
Pernahkah kamu bertahan demi seseorang yang sama sekali tidak mempertahankanmu?
Aku pernah.

Aku pernah berdarah demi mencintai seseorang yang tidak mencintaiku.
Aku pernah menguras habis air mataku hanya untuk merindukan seseorang yang tidak pernah merindukanku.
Aku pernah menukar kebahagiaanku demi bertahan untuk seseorang yang tidak pernah mempertahankan aku.

Aku akui, aku adalah seorang yang bebal.
Tapi aku mencintaimu.
Aku terluka, tapi aku bahagia hanya sebab kamu tersenyum jika bersamaku.

Meskipun bukan senyum yang menggambarkan sebuah perasaan cinta.

Sampai aku benar-benar menyaksikan senyummu yang paling bersinar ketika bersama pria itu.
Membuatku sadar akan satu hal.
Melepaskan bukanlah akhir dari segala hal, tapi awal yang baru.
Bahwa mengikhlaskan bukanlah menyerah, melainkan menerima hal-hal yang tidak bisa dipaksakan.

Ku tetap mencintaimu, masih.
Maka dari itu, kamu aku lepaskan untuk terbang sebebas-bebasnya.
Untuk singgah dihati siapapun yang kamu kehendaki.
Aku membiarkan kamu pergi, karena aku merasakan bahwa kamu lebih berbahagia ketika aku lepaskan.

Pergilah …
Aku mengikhlaskanmu.

Itulah wujud cintaku terhadapmu, za.
(Paramashinta Az-zahwa)





0 komentar:

Posting Komentar