Senjaku=Iriana



                    Angin bertiup lembut membelai wajah kami. Aku tidak bisa berhenti menatap wajahnya yang sedari tadi memandang lurus kedepan. Mungkin ia menemukan luasnya hamparan sawah dan padi yang menghijau dalam pandangannya, hamparan sawah dan padi yang menghijau dalam balutan senja, nampak luar biasa memang. Tapi aku menemukan semesta dalam balutan senja pada wajahnya. Rambut yang melambai tertiup angin, menambah kesan cantik melebihi polesan make-up artis sekalipun. Nampak alami, se-alami padi yang menghijau ini. Nampak anggun, se-anggun senja yang sedang kami nikmati.
            “Are, coba lihat awan itu.” Iriana menunjuk salah satu awan.
            “Tampak seperti sebuah cincin.” Jawabku singkat.
            “Cincin dengan balutan permata senja.” Iriana tersenyum.
Aku terpana dibuatnya, awan yang berbentuk sebuah cincin dengan permata pancaran senja. Indah bukan main. Dalam hati aku berdo’a “Wahai Sang Maha Mengetahui deru yang bergemuruh dalam hati setiap manusia, tolong jaga semestaku, tolong jaga keteduhannya, tolong jaga senjaku=iriana.”


0 komentar:

Posting Komentar