BUKAN CINTA MANUSIA BIASA (Part 2)


#SURAT UNTUK ARE

Aku menemukan sebuah memoar yang terjatuh ditempat biasa kita menyaksikan senja, are. 
Memoar yang kamu peruntukkan ‘Paramashinta Az-Zahwa’, dan akulah pemilik nama itu.

Memoar itu sangat indah, are. 
Aku bahkan tidak menyadari tetes demi tetes yang mengalir dipipiku saat aku membacanya. 
Kamu adalah aku. Separuh dari diriku. 
Kamu bahkan lebih mengerti aku daripada diriku sendiri.

Aku malu, are. 
Aku malu karena aku pun seorang yang bebal. 
Aku sungguh ingin mencintai kamu. 
Tapi, apakah manusia dapat menentukan kepada siapa ia jatuh cinta? Tentunya tidak, are. 

Sama sepertimu, cinta yang menentukan kepada siapa kamu jatuh cinta, pun aku. 
Aku juga tidak bisa memaksakan perasaanku untuk mencintaimu lebih dari sahabat yang teramat baik.
Ma’af, are … 

Cinta memilihku untuk menjatuhkan hati pada pria itu, satu-satunya pria yang kau setujui untuk menjadi pendamping hidupku. 
Aku janji aku akan bahagia untukmu, are.

Percayalah, are. 
Tuhan sedang mempersiapkan bidadari berhati permata untuk disandingkan dengan engkau.

Terimakasih karena sudah melepaskanku.
Terimakasih karena sudah mengikhlaskanku.

Semoga kamu lekas menemukan, saat kamu melepaskan.

Semoga kita dapat bertemu lagi dalam bahagia, sahabatku. Areno Adamar.


0 komentar:

Posting Komentar