#SURAT UNTUK ARE
Aku
menemukan sebuah memoar yang terjatuh ditempat biasa kita menyaksikan senja,
are.
Memoar yang kamu peruntukkan ‘Paramashinta Az-Zahwa’, dan akulah pemilik nama
itu.
Memoar itu
sangat indah, are.
Aku bahkan tidak menyadari tetes demi tetes yang mengalir
dipipiku saat aku membacanya.
Kamu adalah aku. Separuh dari diriku.
Kamu bahkan
lebih mengerti aku daripada diriku sendiri.
Aku malu,
are.
Aku malu karena aku pun seorang yang bebal.
Aku sungguh ingin mencintai
kamu.
Tapi, apakah manusia dapat menentukan kepada siapa ia jatuh cinta?
Tentunya tidak, are.
Sama sepertimu, cinta yang menentukan kepada siapa kamu
jatuh cinta, pun aku.
Aku juga tidak bisa memaksakan perasaanku untuk
mencintaimu lebih dari sahabat yang teramat baik.
Ma’af, are …
Cinta memilihku untuk menjatuhkan hati pada pria itu, satu-satunya pria yang
kau setujui untuk menjadi pendamping hidupku.
Aku janji aku akan bahagia
untukmu, are.
Percayalah,
are.
Tuhan sedang mempersiapkan bidadari berhati permata untuk disandingkan
dengan engkau.
Terimakasih karena sudah melepaskanku.
Terimakasih karena sudah mengikhlaskanku.
Semoga kamu
lekas menemukan, saat kamu melepaskan.
Semoga kita
dapat bertemu lagi dalam bahagia, sahabatku. Areno Adamar.
0 komentar:
Posting Komentar